Instagram

Translate

Showing posts with label CT scan. Show all posts
Showing posts with label CT scan. Show all posts

Monday, March 01, 2010

How do we know that one needs CT Scan?

Balita Sering Terbentur, Perlu CT Scan? - KOMPAS.com
KOMPAS.com - Menjelajah ke sana kemari, berlarian, atau memanjat, merupakan ciri khas balita. Aktif bergerak memang membuat badan si kecil menjadi sehat, tapi risiko terjatuh atau terbentur benda keras juga tinggi. Bila balita mengalami cidera di kepala, perlukah pemeriksaan dalam?

Mengingat bahaya radiasi untuk anak, para ahli mengingatkan agar orangtua tak melakukan pemeriksaan dalam seperti computed tomography (CT) scan untuk setiap luka atau cidera yang terjadi di kepala.

Analisis data yang dilakukan peneliti dari Amerika Serikat terhadap 42.000 anak yang mengalami luka di kepala, 35 persennya menjalani pemeriksaan CT scan, menunjukkan hanya satu persen (376 anak) saja yang mengalami luka trauma di otak dan 60 di antaranya harus menjalani operasi. Ini berarti, sebenarnya lebih banyak anak yang lukanya ringan.

Untuk lebih jelasnya, bila anak berusia kurang dari 2 tahun terjatuh, bapak dan ibu tak perlu khawatir bila anak :

* Setelah jatuh tetap aktif bergerak
* Tidak mengalami muntah
* Tidak ada pembengkakan di kepala
* Tidak pingsan atau hilang kesadaran
* Secara kasat mata tidak terlihat adanya retak pada tulang tengkorak.

Dengan panduan bahaya di atas, para peneliti mampu memprediksi secara akurat (100 persen benar) 1.176 pasien yang mengalami luka di kepala dan dinyatakan bukan luka serius.

Untuk pasien berusia 2-18 tahun, skrining untuk menentukan kondisi klinis luka di kepala meliputi: anak tetap aktif, tidak pingsan atau hilang kesadaran, tidak muntah, tidak ada mekanisme luka, tidak ada keluhan sakit atau nyeri di kepala, serta tidak ada tanda retak di tengkorak. Dengan panduan tersebut, para ahli dengan tepat (99,95 persen) menilai luka 3.800 pasien.

Jenis luka di kepala yang perlu mendapat perhatian serius adalah luka internal yang melukai tengkorak serta pembuluh darah di tengkorak dan otak. Indikator anak mengalami luka internal dan perlu segera memanggil petugas kesehatan adalah:

* Anak tidak sadar atau pingsan
* Napas tidak normal
* Keluar darah dari hidung, mulut, atau telinga
* Pusing
* Muntah lebih dari 3 kali atau kejang

Jika balita atau anak tidak sadar, jangan memindahkan balita sampai ambulans datang karena dikhawatirkan ada luka di leher atau tulang belakang. Pegang kepala/leher balita (jangan sampai bergerak), sangga dengan bidai atau sangga lehernya dengan selimut yang tebal.


Bahaya Radiasi Dalam Prosedur Medis

rontGen-aRea:
British Medical Journal edisi 9 Oktober 2004 menulis tentang kurangnya informasi yang diberikan oleh dokter kepada pasien akan risiko dari pemeriksaan radiologis terhadap timbulnya kanker dikemudian hari.

Kurangnyainformasi ini menurut Eugenio Picano, MD, seorang kardiolog di Institute of Clinical Physiology of the National Research Council di Pisa, Italia, sebenarnya merupakan pelanggaran terhadap hak pasien.

Biasanya yang jadi dalih adalah kurangnya kesadaran dari dokter sendiri, selain dari pemahaman yang keliru bahwa risiko itu tak terlalu besar.

Untuk memahami lebih jelas masalah ini berikut petikan wawancara Medscape dengan Dr. Picano:

Medscape: Sebenarnya berapa besar risiko dari pemeriksaan radiologis yang biasa dilakukan kalau dibandingkan dengan risiko dalam kehidupan sehari hari?

Dr. Picano: Sebagai contoh, CT Scan di daerah dada itu sebanding dengan 400 kali foto rontgen dada, dan risikonya sama dengan mengisap 700 batang rokok. Ini merupakan paradoks; di Eropa, ketika anda membeli sebungkus rokok anda akan melihat peringatan yang ditulis jelas "Merokok akan merugikan kesehatan anda" atau "Anda bisa mati karena merokok"; namun ketika anda datang ke rumah sakit dan dokter memutuskan untuk melakukan CT Scan, tak seorangpun yang memberitahu anda akan bahaya jangka panjang dari penggunaan alat ini.

Medscape: Seberapa jauh sebenarnya pemahaman para dokter tentang risiko dari suatu prosedur radiologis? Dan apayang sebaiknya dilakukan untuk meningkatkan kesadaran mereka?

Dr. Picano: Sayangnya, beberapa penelitian terkini jelas sekali menunjukkan bahwa bukan hanya dokter umum, tapi juga ahli jantung, spesialis bedah tulang, bahkan ahli radiologi dan kedokteran nuklir biasanya tidak begitu memperhatikan mengenai dosis dan risiko dari pekerjaannya, dan semakin lama mereka bekerja, semakin mereka mengacuhkan masalah ini. Sebenarnya dengan memberitahu pasien mengenai besarnya dosis dan risiko dari pemeriksaan yang ilakukan, bukan hanya memenuhi hak pasien tapi juga menyadarkan sang radiologis akan berapa besar risiko prosedur itu terhadap dirinya sendiri.

Medscape: Sebenarnya apa yang menjadi alasan kenapa para dokter tidak memberitahu pasien mengenai risiko dari prosedur radiologis?

Dr. Picano: Umumnya mereka mempunyai 4 alasan. Pertama alasan efisiensi: memberitahu pasien hanya akan membuang-buang waktu. Kedua alasan keahlian: hanya prosedur pemeriksaan yang benar-benar perlu yang akan dilakukan, dan dokterlah yang paling tahu. Ketiga alasan paternalistik: dengan menjelaskan setiap detil dari risiko kecil hanya akan membuat pasien menjadi cemas. Keempat adalah alasan ketidakpastian: sampai saat ini risiko dari suatu prosedur radiologis masih dianggap tidak pasti dan hanya prakiraan. Akibat dari keempat alasan ini sekurangnya 30% dari prosedur radiologis secara keseluruhan atau sebagiannya dilakukan dengan tidak tepat,berdasarkan penelitian dari para ahli, masyarakat ilmiah, dan badan pengawasan obat.

Medscape: Mengapa perlu memberitahu pasien tentang hal ini? dan apa bahayanya kalau tidak memberitahu?

Dr. Picano: Dengan perspektif bahwa tindakan medis adalah keputusan bersama pihak dokter dan pasien, pasien punya hak untuk tahu, dan dokter sebagai seorang profesional punya kewajiban memberitahu. Ini bukan saja diwajibkan oleh kode etik, tapi juga dibanyak negara diatur oleh hukum.

Medscape: Strategi apa saja yang biasa dilakukan dokter dalam menginformasikan risiko ini?

Dr. Picano: Biasanya ada 3 filosofi dasar yang berjalan selama ini: tidak menyebutkan sama sekali adanya risiko ini, menyebut secara sepintas lalu, dan menjelaskan secara detil bahayanya. Yang pertama, tidak memberitahu sama sekali adalah praktek yang paling banyak terjadi; praktek kedua biasanya ada di bagian radiologi pada saat pasien akan mendapatkan radioterapi misalnya; yang ketiga, memberikan penjelasan selengkap-lengkapnya, biasanya hanya dilakukan pada proyek uji coba namun seharusnya cara juga diterapkan pada semua prosedur pemeriksaan radiologis.

Medscape: Seberapa efektif ketiga strategi tadi?

Dr. Picano: Hasilnya sangat buruk, karena tidak ada kesadaran akan dosis dan risiko baik dari pihak dokter maupun pasien, dan semakin meningkatnya tindakan pemeriksaan radiologis yang sebenarnya tidak perlu karena kurangnya pemahaman akan bahaya tadi.

Medscape: Bagaimana seharusnya kebijakan rumah sakit tentang hal ini?

Dr. Picano: Tenaga profesional medis yang meminta suatu pemeriksaan radiologis seharusnya menjelaskan secara gamblang hubungan antara dosis dan risiko terkena kanker dari prosedur yang dimintanya pada pasien. Sebagai contoh,1 dari 20.000 pasien yang menjalani 50 kali rontgen dada atau prosedur yang sejenis, menderita kanker yang fatal. Dosis 500 kali foto rontgen dada (pada prosedur technetium sestamibi cardiac stress scan) akan menambah risiko kanker pada 1 orang dari 2.000 pasien.

(Berita disadur dari www.medscape.com)


Computed Tomography Scan (CT Scan)

Sri Murni’s Blog » Computed Tomography Scan (CT Scan)

CT SCAN

CT scan adalah test diagnostik yang memiliki informasi yang sangat tinggi. Tujuan utama penggunaan ct scan adalah mendeteksi perdarahan intra cranial,les yang memenuhi rongga otak (space occupy ng les ons/SOL), edema serebral dan adanya perubahan struktur otak. Selain itu Ct scan juga dapat digunakan dalam mengidentifikasi nfark ,hidrosefalus dan atrofi otak.

Ct Scan digunakan sejak tahun 1970 dalam alat bantu dalam proses diagnosa dan pengobatan pada pasien neurologis.Gambaran Ct Scan adalah hasil rekonstruksi komputer terhadap gambar X-Ray.Gambaran dari berbaga lapisan secara multiple dilakukan dengan cara mengukur densitas dari substansi yang dilalu oleh sinar X.

CT Scan digunakan di dalam kedokteran sebagai alat diagnostik dan sebagai pemandu untuk prosedur intervensi .Kadang-kadang membandingkan material seperti kontras yang diodinas kedalam pembuluh darah .Ini berguna untuk menyorot struktur seperti pembuluh darah yang tidak akan sulit untuk menggambarkan jaringan sekitarnya. Penggunaan material kontras dapat juga membantu ke arah memperoleh informasi fungsional tentang jaringan / tisu.

PRINSIP KERJA SERTA RUAG LINGKUP CT SCANNER

Peralatan CT terdiri atas banyak komponen yang merupakan perpaduan antara beberapa sistem. Sistem tersebut adalah :

· Sistem scanning

· Sistem pengolahan data

· Sistem pencatatan gambar.

Komputer berperan pada sistim pengolahan data. Sistem scanning pada CT pada dasarnya sama dengan tomografi konvensional yaitu sebuah tabung sinar-X dan film yang bergerak dengan obyek yang statis. Bedanya adalah pada CT fungsi film digantikan oleh sebuah detektor. Obyek yang diam merupakan titik pusat dari sebuah lingkaran yang merupakan lintasan dari tabung sinar-X dan detektor yang terletak berhadap-hadapan.

Pengambilan gambar (eksposi) dilakukan oleh tabung sinar-X dan detektor yang bergerak secara sinkron sebanyak 360 derajat, atau 180 derajat pada generasi terdahulu. Sinar X yang telah mengalami atenuasi (perubahan intensitas sesuai dengan sifat jaringan yang dilaluinya) didalam obyek diteruskan ke detektor. Ditektor yang digabung dengan photo multifier tube (PMT) menghasilkan raw data yang yang kemudian dikirim ke komputer untuk mengalami pengolahan.

Komputer itu sendiri terdiri atas Arithmatic Logic Unit (ALU) dan Central Processing Unit (CPU). Raw data yang berupa signal listik harus diubah dulu kedalam data-data digital untuk kemudian dilakukan perhitungan logaritmik ke dalam ALU. Selanjutnya data-data digital diolah dalam CPU sehingga hasil akhirnya dapat berupa gambaran pada TV monitor, serta dapat pula diambil pencatatan gambar melalui film radiografi, magnetic tape / disc dan lain sebagainya. CT Scan mempunyai keunggulan dibandingkan dengan pemeriksaan radiologik konvensionil, karena dengan CT Scan-ner bisa didapatkan gambaran potongan obyek, dalam hal ini pasien, secara menyeluruh tanpa superposisi (tumpang tindih) dengan organ-organ lain.

Peningkatan teknologi CT Scan adalah menurunkan dosis radiasi yang diberikan, menurunkan lamanya waktu dalam pelaksanaan scaning dan peningkatan kemampuan merekonstruksi gambar. Sebagai contoh,untuk l hati di penempatan yang sama dari suatu sudut berbeda telah meningkat dari waktu ke waktu. Meski demikian, dosis radiasi dari CT meneliti beberapa kali lebih tinggi dibanding penyinaran konvensional .

Gambaran jaringan pada CT Scaan

Jaringan


Hounsfield Unit


Warna

Udara

Lemak

Cairan serebrospinal

Otak

Darah

Tulang



-1000

-100

0

30

100

1000



Hitam

Hitam

Hitam

Abu - abu

Putih

Putih

APLIKASI PADA KLINIS

Pada cranial :

* Diagnosa dari cerebrovascular accidents dan intracranial hemorrhage
* Mendeteksi tumor
* Mendeteksi peningkatan intracranial pressure sebelum dilakukan lumbar puncture atau evaluas fungs ventriculoperitoneal shunt.
* Evaluasi fraktur wajah atau kranial
* Pada kepala/leher/wajah/mulut CT scanning digunakan pada rencana operasi bagi deformitas kraniofasial dan dentofasial serta evaluasi tumor sinus, nasal, orbital, dan rencana rekonstruksi implant dental.

Pada dada

* Mendeteksi perubahan akut ataupun kronik parenklim paru
* Evaluasi proses intrestitial kronik (emfisema,fibrosis)
* Evaluasi mediatinum dan limfadenopat menggunakan kontrast per IV
* Metode pemeriksaan utama pada embol paru,dan disecsi aorta menggunakan kontras IV

Pada abdomen dan pelvik

* Diagnosa pada batu ginjal,apendisitis, pankreatitis, diverkulitis,anerisma aorta abdomen,obstruksi usus
* Pilihan pertama mendeteksi trauma menelan benda solid
* CT scan bukan pilhan utama pada pelvik, pilhan pertama adalah ultrasonografi

Pada Ekstremitas

* Digunakan pada fraktur kompleks

DIAGNOSA

Pelaksanaan CT Scan sendiri tIdak memiliki bahaya yang fatal kecual pada dosis radiasi yang tinggi atau telah terakumulasi .Sedangkan bahaya sesungguhnya dapat terjadi pada penggunaan kontrast. Diagnosa yang dapat muncul adalah resiko trauma b.d iritasi dan alergi akibat pemberian benda kontras

Sebagai sebuah alat yang asing maka CT Scan juga dapat memunculkan rasa cemas pada klien.,pada klien dengan resiko tertentu ini akan membahayakan dirinya.

INTERVENSI

* Kaji adanya alergi terhadap zat kontras
* Berikan informasi yang jelas dan lengkap tentang CT Scan termasuk prosedur pemeriksaannya
* Jelaskan tentang adanya pemberian kontras
* Pindahkan alat bantu yang mengganggu sebelum pemeriksaan
* Ajarkan klien gejala pada reaksi alergi (takipnea, distress pernafasan, urti karia, mual dan muntah)